Ketika raga bagaikan terkikis dalam teralis. Banyak perempuan yang bersikap apatis. Seolah-olah meniadakan hidup rukun yang harmonis. Padahal perempuan digadang-gadangkan selalu kalis (suci). Meski perempuan terlahir dari sebuah rahim yang dikemas oleh mata-mata lelaki, bukan berarti lemah menghadapi ketimpangan yang membuat harga diri mati.
Seperti bagaimana tangguhnya sosok Sayyidah Fatimah Az-zahra, mengabaikan retisalya yang mengurung jiwa. Tidak ada kata mengunci tangan untuk balas dendam yang terpendam, melainkan mengulurkan tangan dalam kedermawanan.
Hidup ini secara alami memang kejam. Rumusnya hanya ada satu, seberapa kuatnya orang itu, maka ia akan hidup. Sebuah masalah adalah pengalaman penting dalam perubahan diri. Jangan berhenti mencoba, karena keraguan adalah pembunuh yang nyata.
Salbiyah Nurrohmah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar