PENDAHULUAN
Di bulan Rabiul Awwal dikatakan bahwa ada seorang Nabi terkahir lahir di dunia yang bernama Muhammad ibn Abdillah. Banyak umat Islam di Nusantara merayakan hari lahirnya yang dikenal dengan perayaan Maulid. Penulis di sini menganalisis Maulid Nabi Muhammad dari perspektif Ilmu Astronomi, Dari Makkah Hingga Yayasan Nurul Islam Pulo Jahe Jakarta Timur.
Berikut Rumusan Masalah:
1. Berapakah Tahun Nabi Muhammad dilahirkan dari segi tahun Masehi maupun Hijriyyah?
2. Berapakah Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal di Makkah dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini?
3. Berapakah ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal di Yayasan Nurul Islam Pulo Jahe dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini?
LANDASAN TEORI
Makkah, Arab Saudi
Lintang: 21⁰ 25' LU
Bujur: 39⁰ 50' BT
Tinggi Tempat: 00 Mdpl
Yayasan Nurul Islam Pulo Jahe, Jakarta Timur
Lintang: 6⁰ 11' 52" LS
Bujur: 106⁰ 55' 28" BT
Tinggi Tempat: 00 Mdpl
ANALISIS
1. Tahun Nabi Muhammad dilahirkan dari segi tahun Masehi maupun Hijriyyah
1.1. ketidaksepakatan Pandangan
Para ulama Berselisih pendapat dalam tahun Nabi Muhammad dilahirkan dan disepakati bahwa Nabi Muhammad dilahirkan pada hari Senin. Secara Astronomi, Bila ditentukan awal bulan Rabiul Awwal dalam Hijriyyah akan berdampak berbeda hari ketika ditarik pada tanggal 12 Rabiul Awwal, yang mengakibatkan pada tanggal 12 Rabiul Awwal jatuh hari Senin dan ada juga jatuh hari Rabu bahkan hari Sabtu.
Hal ini disebabkan ada beberapa faktor:
A. Menggunakan dengan kalender Gregorius XIII yang ada pengkoreksian penanggalan per 1 abad
B. Perbedaan pandangan ulama tentang Tahun Hijriyyah ketika Nabi Muhammad lahir. ada yang berpendapat -51 SH (sebelum Hijriyyah) atau 572 Masehi, Ada juga yang berpendapat -52 SH (sebelum Hijriyyah) atau 571 Masehi dan ada juga yang berpendapat -53 SH (sebelum Hijriyyah) atau 570 Masehi.
C. Perbedaan pandangan dalam kriteria ketinggian Hilal pada awal bulan Hijriyyah. Sudah diketahui, di Nusantara banyak pandangan dalam menentukan awal bulan Hijriyyah, ada yang menggunakan Hisab dan ada yang menggunakan Ru'yah. Dalam menggunakan Ru'yah, di dialamnya terjadi perbedaan dalam imkanul rukyah (batasan hilal bisa dilihat), ada yang berpedoman: 2⁰, 3⁰, 4⁰, dan 7⁰.
Para ulama berselisih dalam persoalan tanggal pada kelahiran Nabi Muhammad. Ada yang berpandangan bahwa Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal, akan tetapi menurut Mahmud Basya, seorang ahli astronomi mengatakan Nabi Muhammad dilahirkan pada hari Senin, 9 Rabiul Awwal 51 SH atau 20 April 571 M,
وقد حقق محمود باشا الفلكي، أن مولد محمد ابن عبد الله يوم الاثنين تاسع ربيع الاول الموافق لليوم العشرين من أبريل سنة ٥٧١ من الميلاد. (نور اليقين في سيرة سيد المرسلين)
"Mahmud Basya al-Falaky memastikan bahwa kelahiran Muhammad ibn Abdillah di hari Senin, 9 Rabiul Awwal 51 SH/20 April 571 M. (Nurul Yaqin di Siyari Sayyidil Mursalin)
1.2. Tahun Kelahiran Menjadi Efek Hari
Sudah disebutkan di atas, bahwa faktor tahun mempengaruhi hari kelahiran Nabi Muhammad. Berikut analisisnya:
A. Bila tahunnya 51 SH/572 M maka tanggal 12 Rabiul Awwal 51 SH adalah Senin, 11 April 572 M
B. Bila tahunnya 52 SH/571 M maka tanggal 12 Rabiul Awwal 52 SH adalah Rabu, 22 April 571 M
C. Bila tahunnya 53 SH/570 M maka tanggal 12 Rabiul Awwal 53 SH adalah Sabtu, 3 Mei 570 M
2. Ketinggian Hilal Saat Awal Rabiul Awwal di Makkah dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini
A. Ijtima Rabiul Awwal -51 SH (sebelum Hijriyyah) di saat Nabi Muhammad Lahir
Ephemeris
Ijtima: hari selasa, 29 Maret 572 M jam 20:52:21.82 (waktu Makkah)
Tinggi Hilal Hakiki: malam kamis, 10⁰ 48’ 34.02”
Tinggi Hilal Mar’i: malam kamis, 10⁰ 11’ 56.89”
Lama Hilal: 43 menit, 14.27 detik
Azimut Matahari: 5⁰ 24’ 16.98” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 6⁰ 14’ 31.53” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: 00⁰ 50’ 14.55” (Utara Matahari)
Maghrib: 18:34:11.03
Sullam al-Niraini
Ijtima: hari selasa, 29 Maret 572 M jam 21:38:56.74 (waktu Makkah)
Tinggi Hilal Hakiki: malam kamis, 10⁰ 28’ 05.14”
Tinggi Hilal Mar’i: malam kamis, 09⁰ 55’ 19.08”
Lama Hilal: 41 menit, 52.34 detik
Azimut Matahari: 4⁰ 22’ 35.66” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 4⁰ 31’ 47.38” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: 0⁰ 09’ 12.17” (Utara Matahari)
Maghrib: 18:35:07.03
Hipotesa
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -51 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Kamis, 31 Maret 572 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -51 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari SENIN, 11 April 572 M
B. Ijtima Rabiul Awwal -52 SH (sebelum Hijriyyah) di saat Nabi Muhammad Lahir
Ephemeris
Ijtima: hari Jumat, 10 April 571 M jam 10:55:43.67 (waktu Makkah)
Tinggi Hilal Hakiki: malam sabtu, 2⁰ 47’ 49.67”
Tinggi Hilal Mar’i: malam sabtu, 2⁰ 22’ 14.33”
Lama Hilal: 11 menit, 11.31 detik
Azimut Matahari: 9⁰ 31’ 39.49” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 8⁰ 31’ 18.71” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: -1⁰ 00’ 20.78” (Selatan Matahari)
Maghrib: 18:37:54.92
Sullam al-Niraini
Ijtima: hari Jumat, 10 April 571 M jam 12:26:03.99 (waktu Makkah)
Tinggi Hilal Hakiki: malam sabtu, 3⁰ 06’ 00.89”
Tinggi Hilal Mar’i: malam sabtu, 2⁰ 37’ 34.20”
Lama Hilal: 12 menit, 24.06 detik
Azimut Matahari: 8⁰ 11’ 44.78” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 8⁰ 00’ 31.23” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: -00⁰ 11’ 13.56” (Selatan Matahari)
Maghrib: 18:38:05.77
Hipotesa
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -52 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Sabtu, 11 April 571 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -52 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari RABU, 22 April 571 M
C. Ijtima Rabiul Awwal -53 SH (sebelum Hijriyyah) di saat Nabi Muhammad Lahir
Ephemeris
Ijtima: hari Senin, 21 April 570 M jam 08:18:14.12 (waktu Makkah)
Tinggi Hilal Hakiki: malam Selasa, 3⁰ 50’ 22.40”
Tinggi Hilal Mar’i: malam Selasa, 3⁰ 23’ 18.79”
Lama Hilal: 15 menit, 21.49 detik
Azimut Matahari: 13⁰ 45’ 44.87” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 12⁰ 0’ 38.21” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: -1⁰ 45’ 06.66” (Selatan Matahari)
Maghrib: 18:41:10.66
Hipotesa
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -53 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Selasa, 22 April 570 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -53 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari SABTU, 03 Mei 570 M
3. Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal di Yayasan Nurul Islam Pulo Jahe dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini
A. Ijtima Rabiul Awwal -51 SH (sebelum Hijriyyah) di saat Nabi Muhammad Lahir
Ephemeris
Ijtima: hari Rabu, 30 Maret 572 M jam 01:20:43.68 WIB
Tinggi Hilal Hakiki: malam kamis, 09⁰ 14’ 01.54”
Tinggi Hilal Mar’i: malam kamis, 08⁰ 37’ 56.13”
Lama Hilal: 36 menit, 56.1 detik
Azimut Matahari: 4⁰ 39’ 32.57” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 10⁰ 58’ 47.62” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: 06⁰ 19’ 15.06” (Utara Matahari)
Maghrib: 17:56:06.20
Sullam al-Niraini
Ijtima: hari Rabu, 30 Maret 572 M jam 01:29:16.18 WIB
Tinggi Hilal Hakiki: malam Kamis, 08⁰ 13’ 54.21”
Tinggi Hilal Mar’i: malam kamis, 07⁰ 42’ 04.21”
Lama Hilal: 32 menit, 55.61 detik
Azimut Matahari: 4⁰ 40’ 27.68” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 7⁰ 55’ 50.53” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: 03⁰ 15’ 22.85” (Utara Matahari)
Maghrib: 17:57:04.60
Hipotesa
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -51 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Kamis, 31 Maret 572 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -51 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari SENIN, 11 April 572 M
B. Ijtima Rabiul Awwal -52 SH (sebelum Hijriyyah) di saat Nabi Muhammad Lahir
Ephemeris
Ijtima: hari Jumat, 10 April 571 M jam 15:24:05.54 WIB
Tinggi Hilal Hakiki: malam sabtu, 2⁰ 56’ 22.55”
Tinggi Hilal Mar’i: malam sabtu, 2⁰ 30’ 19.57”
Lama Hilal: 11 menit, 45.50 detik
Azimut Matahari: 8⁰ 30’ 45.99” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 9⁰ 23’ 49.63” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: 00⁰ 53’ 03.64” (Utara Matahari)
Maghrib: 17:52:02.38
Sullam al-Niraini
Ijtima: hari Jumat, 10 April 571 M jam 16:08:01.86 WIB
Tinggi Hilal Hakiki: malam sabtu, 00⁰ 51’ 49.96”
Tinggi Hilal Mar’i: malam sabtu, 00⁰ 34’ 42.99”
Lama Hilal: 03 menit, 27.33 detik
Azimut Matahari: 8⁰ 45’ 23.20” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 7⁰ 34’ 51.58” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: -01⁰ 10’ 31.62” (Selatan Matahari)
Maghrib: 17:51:41.78
Hipotesa
*Pandangan wuzudul hilal dengan metode Ephemeris
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -52 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Sabtu, 11 April 571 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -52 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari RABU, 22 April 571 M
*Pandangan imkanul ru'yah 2⁰ dengan metode Sullam al-Niraini
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -52 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Minggu, 12 April 571 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -52 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari Kamis, 23 April 571 M
*Pandangan imkanul ru'yah 3⁰ dengan metode Ephemeris
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -52 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Minggu, 12 April 571 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -52 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari Kamis, 23 April 571 M
*Pandangan imkanul ru'yah 7⁰ dengan metode Sullam al-Niraini
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -52 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Minggu, 12 April 571 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -52 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari Kamis, 23 April 571 M
C. Ijtima Rabiul Awwal -53 SH (sebelum Hijriyyah) di saat Nabi Muhammad Lahir
Ephemeris
Ijtima: hari Senin, 21 April 570 M jam 12:18:14.22 WIB
Tinggi Hilal Hakiki: malam Selasa, 4⁰ 08’ 53.37”
Tinggi Hilal Mar’i: malam Selasa, 3⁰ 41’ 10.69”
Lama Hilal: 16 menit, 35.56 detik
Azimut Matahari: 12⁰ 27’ 46.59” (Utara titik Barat)
Azimut Bulan: 13⁰ 10’ 06.42” (Utara titik Barat)
Posisi Hilal: 00⁰ 42’ 19.82” (Utara Matahari)
Maghrib: 17:47:07.91
Hipotesa
Berdasarkan hitungan di atas, maka Tanggal 1 Rabiul Awwal -53 SH (Sebelum Hijrah), jatuh hari Selasa, 22 April 570 M. Jadi, kelahiran Nabi Muhammad SAW. pada 12 Rabiul Awwal -53 SH (sebelum Hijrah) jatuh hari SABTU, 03 Mei 570 M
KESIMPULAN
Ada beberapa simpulan yang penulis dapatkan:
1. Tahun Nabi Muhammad menjadi ikhtilaf secara astronomis, ikhtilaf ini antara tahun 51 SH (Sebelum Hijriyyah)/572 M, tahun 52 SH (Sebelum Hijriyyah)/571 M dan tahun 53 SH (Sebelum Hijriyyah)/570 M.
2. Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal 51 SH di Makkah dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini berkisar kurang lebih 10 derajatan. Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal 52 SH di Makkah dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini berkisar kurang lebih 2 derajatan. Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal 53 SH di Makkah dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini berkisar kurang lebih 3 derajatan
3. Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal 51 SH di Yayasan Nurul Islam Pulo Jahe dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini berkisar kurang lebih 8 derajatan. Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal 52 SH di Yayasan Nurul Islam Pulo Jahe dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini berkisar kurang lebih 0 derajatan. Ketinggian hilal saat awal Rabiul Awwal 51 SH di Yayasan Nurul Islam Pulo Jahe dengan Metode Ephemeris dan Sullam al-Niraini berkisar kurang lebih 3 derajatan.
SARAN
Beginilah cara kami untuk merayakan maulid Nabi Muhammad dengan dialektika antar waktu dan tempat. Teringat kepada Syeikh Muhammad Muhadjirin (Allah yarham) ketika merayakan maulid Nabi Muhammad dengan mengaji. Mungkin dengan cara ini, hanya secuil pengetahuan penulis untuk mengenal sosok Nabi Muhammad ibn Abdillah lewat angka-angka.
Mudah-mudahan kita nanti mendapatkan syafaat Nabi Muhammad di hari Kiamat. Amiiin
Nabil Djamhari
Bogor, 02 Oktober 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar