Misbahuz Zholam Pers Marhalah

UKM Jurnalistik STIT Al - Marhalah Al - 'Ulya

Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]



Paradoks dalam kehidupan suatu keniscayaan dan tak bisa dihindarkan. Di dalam paradoks memiliki value, yaitu benar (true) atau salah (false). Pada tahun 1928, seorang Matimatikawan Jerman yang bernama David Hilbert  membuat Mesin Kebenaran yang menghasilkan benar dan salah dengan penekanan pada istilah formal dan sistem formal. Dalam logika formal disimbolkan:

P=1 atau p=1-q (bernilai benar)

q=0 atau q=1-p (bernilai salah)

Upaya yang dilakukan oleh Hilbert untuk membuktikan kebenaran segala hal lewat mesin kebenaran yang sudah tersistem algoritma dan bekerja secara forrmal. Dengan kata lain, “apa yang benar dan apa yang dibuktikan adalah dua hal yang sama”. berbeda dengan Kurt Godel, “Every valid logical expression is provable. Equivalently, every logical expression is either satisfiable or refutable.(theorem 1)” Dengan kata lain ”apa yang benar dan apa yang dibuktikan adalah dua hal yang berbeda. 

Pada tahun 1935, Alan Turing mengembangkan ilmu komputer dengan memecahkan masalah penentuan “decisoan problem” tentang prosedur sistematik yang akan memberitahu setiap string ke dalam sistem formal. Mesin ini dikenal dengan Mesin Turing (Turing Machine). Namun kebanyakan orang mulai ragu ketika kemampuan sistem formal untuk menjelaskan pikiran yang bersifat commonsense. Alan Turin rupanya sudah menerapkan teori “ketaklengkapan” Kurt Godel dengan mengusulkan “Imation Game” mengharuskan mesin yang belajar (learning Machine), yang dikenal dengan Big Data. (Asal mulanya Big Brother pernah diterapkan oleh pemimpin Stalin untuk mematai-matai rakyatnya. Pernah ditulis oleh George Orwell dengan judul Big Brother is Watcing You, 1984. Nineteen Eighty Four)

Sebab musabab Paradoks dalam sisitem logika biner (dua nilai) adalah self reference, walaupun bukanlah suatu syarat perlu dan cukup untuk memunculkan paradoks. Self reference digunakan sebagai dasar dalam sistem kecerdasan buatan (artificial intelegence). Dari sinilah, bagi Godel tak ada dasar universal bagi sains, yang dikenal dengan teori ‘Ketaklengkapan’. 

Teori Ketaklengkapan Godel ini juga yang membuat Stephen Hawking meninggalkan Theory of Everything dan membuat hipotesis baru dalam kosmologi kuantum, yaitu: M-Theory. M-Theory dari Stephen Hawking menyatakan bahwa ada banyak jagad raya (jagad paralel) yang memiliki hukum alamnya sendiri-sendiri. Tak ada satu hukum alam universal di dalam satu jagad raya tunggal. Jelas sekali bahwa basis hipotesis dari M-Theory adalah berasal dari Teori Ketaklengkapan Kurt Godel (AYE).

Teori Ketaklengkapan Godel ini mempengaruhi Logika Anselmus dan alvin Plantinga terhadap pembuktian logika “Tuhan itu ada” dengan “Kebesaran Maksimal” yang diterima atau dibenarkan di satu dunia mungkin atau di semua dunia mungkin. Disini ada “ketaklengkapan” di satu dunia mungkin, yang kemungkinan Ada yang berbeda di luar dunia mungkin. 

Kekhawatiran penulisan, bisakah Bio-Mekanis menerangkan commonsense dengan menggunakan teori ketaklengkapan Godel yang dikembangkan Alan Turin? Kalau jawabannya BISA. Manusia telah punah!

Nabiel Djamhari

Bogor, 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]