Marhalah, Senin 26 Desember 2022 sudah seyogyanya mahasiswa memberikan pendapat mereka mengenai ujian akhir semester (UAS) untuk menguji dan menerapkan jawaban hasil mereka belajar selama 1 semester apakah mereka mampu membubuhkan jawaban sesuai yang mereka pelajari atau malah apa yang di sampaikan tidak melekat secara menyeluruh, untuk membuka rubrik tersebut dan membuahkan sebuah hasil ,pada kesempatan kali ini saya bersama reporter Abang Shopyan Hadi telah melakukan wawancara kepada mahasiswa semester 3 Reguller
Beberapa mahasiswa semester 3 reguler melakukan Wawancara santai yang berlangsung pada hari terakhir UAS, yaitu pada hari kamis tanggal 22 Desember 2022 di kampung Mede, Bekasi, Jawa Barat.
Wawancara yang memiliki keterkaitan dengan UAS (ujian akhir semester) ini, terjadi di siang hari yang mendung, ditemani dengan makanan dan minuman di sekitarnya. Setelah selesai mengerjakan soal UAS, mereka semua bersedia untuk melakukan wawancara seputar UAS yang disiapkan oleh pewawancara.
Untuk pertanyaan pertama ya Abang-abang "Menurut kalian, selama mengikuti UAS yang berlangsung 4 hari ini, bagaimana cara kalian menyikapi soal-soal, seperti satu soal tapi jawabannya bisa banyak? Menurut kalian, apakah hal itu menyenangkan atau tidak menyenangkan?”
“Selama UAS, karena jawaban yang banyak itu membutuhkan banyaknya penjabaran ilmu,” ucap salah seorang mahasiswa kepada pewawancara.
Lalu, ada seseorang yang menambahkan ucapan tersebut. “Hal itu tidak menyenangkan, justru malah membingungkan dalam menjawab soal-soal yang diberikan.”
“Kurang menyenangkan, karena malas saja untuk nulis jawabannya yang terlalu panjang,” kata narasumber ketiga.
Lanjut untuk pertanyaan kedua , Apakah kalian pernah mendapatkan soal yang diluar ekspetasi/harapan kalian, padahal sudah belajar dari jauh-jauh hari tentang tema-tema yang akan diujikan tapi soal-soalnya itu berbeda dari apa yang diharapkan atau dibayangkan?
“Benar sekali, hal itu pernah saya dapati dan membuat sedikit sulit dalam menjawab soal, karena soal seperti itu belum kita pelajari. Saya menerima akan hal itu, ilmu itu kan luas justru dengan ada soal seperti itu dapat menambahkan pengetahuan,” kata salah seorang mahasiswa kepada pewawancara.
“Banyak dosen yang memberi soal diluar ekspetasi, kita sudah belajar satu materi tapi materi yang dibuat soal itu berbeda,” kata narasumber kedua.
“Dosen itu memberi soal tidak ada yang diluar ekspetasi karena dosen pasti sudah mengukur takaran soal untuk mahasiswanya. Mahasiswanya saja tidak mau mengulik atau dengan kata lain tidak mau belajar dengan sungguh-sungguh,” kata narasumber ketiga.
Untuk pertanyaan ketiga Apakah kalian memiliki saran untuk dosen mengenai UTS dan UAS semester berikutnya, dalam memberi soal yang akan diujikan itu? Mungkin bisa dalam bentuk Google Classroom atau dalam bentuk soal tulisan di kertas secara langsung?
“Sebenarnya, lebih efektik soal dalam tulisan secara langsung sih, ketimbang soal dalam bentuk Google Classroom, karena hal itu tidak membutuhkan paket internet,” kata narasumber pertama.
“Kalau terkait hal itu, saya sih bebas saja, mau soal berbentuk Google Classroom atau dalam bentuk tulisan di kertas,” kata narasumber kedua.
“Hal itu tergantung kepada kondisi mahasiswanya, karena ada beberapa mahasiswa yang mengerti penggunaan Google Classroom, ada juga yang tidak mengerti cara penggunaannya dalam mengumpulkan jawaban dari hasil pekerjaan UAS yang diberikan. Ada juga mahasiswa yang punya paket internet dan ada juga yang tidak punya,” kata narasumber ketiga.
Reporter : Shopyan Hadi
Editor : Datto Jainun Abdi & Salbiyah Nurrohman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar