Misbahuz Zholam Pers Marhalah

UKM Jurnalistik STIT Al - Marhalah Al - 'Ulya

Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

Di era globalisasi ini, kemampuan non-akademik seperti keterampilan interpersonal, kreativitas, kemampuan komunikasi, dan manajemen waktu menjadi sangat penting. Mahasiswa yang memiliki keterampilan non-akademik yang baik akan lebih mudah memenuhi persyaratan di dunia kerja yang semakin kompetitif. Sayangnya, kesadaran untuk meningkatkan kualitas keahlian non-akademik di kalangan mahasiswa masih sangat rendah.

Mengapa Kesadaran Meningkatkan Kualitas Keahlian Non-Akademik Rendah?Salah satu alasan utama mengapa kesadaran untuk meningkatkan kualitas keahlian non-akademik di kalangan mahasiswa masih rendah adalah karena fokus utama dalam pendidikan diarahkan pada aspek akademik semata. Dalam sistem pendidikan yang terpusat pada kurikulum akademik, keterampilan non-akademik seringkali diabaikan atau kurang diperhatikan.

Selain itu, ada anggapan yang salah bahwa keahlian non-akademik hanyalah kemampuan bawaan dan tidak dapat diasah melalui pelatihan dan latihan. Padahal, seperti halnya keterampilan akademik, keahlian non-akademik juga dapat ditingkatkan dengan latihan dan pengalaman.

Dampak dari Rendahnya Kesadaran Meningkatkan Kualitas Keahlian Non-Akademik

Dampak dari rendahnya kesadaran meningkatkan kualitas keahlian non-akademik di kalangan mahasiswa adalah rendahnya kesiapan dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Banyak perusahaan saat ini mencari karyawan yang memiliki kemampuan non-akademik yang baik seperti kemampuan berkomunikasi yang efektif, kreativitas, dan kemampuan manajemen waktu.

Selain itu, rendahnya kesadaran untuk meningkatkan kualitas keahlian non-akademik juga dapat mempengaruhi kualitas hidup mahasiswa. Keterampilan non-akademik seperti kreativitas dan manajemen waktu dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi tekanan akademik dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Meningkatkan Kesadaran Meningkatkan Kualitas Keahlian Non-Akademik

Peningkatan kesadaran untuk meningkatkan kualitas keahlian non-akademik di kalangan mahasiswa dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

  1. Peningkatan pemahaman tentang pentingnya keterampilan non-akademik melalui kampanye dan penyuluhan. Untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya keterampilan non-akademik, perlu dilakukan kampanye dan penyuluhan. Kampanye dapat dilakukan melalui media sosial, poster, dan brosur yang ditempatkan di tempat-tempat strategis di kampus. Sementara itu, penyuluhan dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, atau pelatihan yang diadakan di kampus.

    Dalam kampanye dan penyuluhan ini, perlu diberikan informasi tentang jenis-jenis keterampilan non-akademik yang diperlukan dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Selain itu, perlu juga disampaikan bagaimana mengembangkan keterampilan tersebut dan manfaatnya dalam karir dan kehidupan pribadi.

    Lebih lanjut, kampanye dan penyuluhan ini dapat mengajak para mahasiswa untuk mengikuti program-program pengembangan keterampilan non-akademik yang sudah tersedia di kampus, seperti kursus bahasa, pelatihan kepemimpinan, dan kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, dapat juga diajarkan teknik-teknik belajar yang dapat membantu para mahasiswa mengembangkan keterampilan non-akademik mereka.

    Melalui kampanye dan penyuluhan ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya keterampilan non-akademik dan bersemangat untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan kesadaran dan kualitas keahlian non-akademik di kalangan mahasiswa.

  2. Menyediakan pelatihan dan pengalaman praktis untuk mengembangkan keterampilan non-akademik. Selain melalui kampanye dan penyuluhan, penyediaan pelatihan dan pengalaman praktis juga dapat membantu dalam mengembangkan keterampilan non-akademik para mahasiswa.

    Kampus dapat menyediakan program pelatihan yang spesifik untuk mengembangkan keterampilan non-akademik tertentu, seperti keterampilan presentasi, negosiasi, kepemimpinan, atau kolaborasi tim. Program ini dapat diselenggarakan oleh pihak kampus sendiri atau bekerja sama dengan pihak luar yang memiliki keahlian di bidang tersebut.

    Selain itu, pengalaman praktis juga sangat penting dalam mengembangkan keterampilan non-akademik. Kampus dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti organisasi kemahasiswaan atau proyek-proyek yang melibatkan kerja tim dan komunikasi yang efektif.

    Pihak kampus juga dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan atau lembaga di luar kampus untuk menyediakan program magang atau kerja sama proyek. Melalui program-program tersebut, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja yang nyata dan mengembangkan keterampilan non-akademik mereka secara praktis.

    Dalam menyediakan pelatihan dan pengalaman praktis, perlu diperhatikan bahwa program tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat para mahasiswa. Kampus dapat mengadakan survei atau wawancara untuk mengetahui keterampilan non-akademik apa yang paling dibutuhkan dan diminati oleh mahasiswa. Dengan menyediakan pelatihan dan pengalaman praktis yang tepat sasaran, diharapkan para mahasiswa dapat lebih mudah mengembangkan keterampilan non-akademik mereka dan siap untuk menghadapi tantangan dalam dunia kerja maupun kehidupan pribadi.

  3. Integrasi keterampilan non-akademik ke dalam kurikulum akademik dengan cara yang efektif dan terukur. Selain itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan mengembangkan keterampilan non-akademik pada mahasiswa adalah dengan mengintegrasikan keterampilan tersebut ke dalam kurikulum akademik dengan cara yang efektif dan terukur. Ini dapat dilakukan dengan menambahkan materi pelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kemampuan beradaptasi.

    Materi pelajaran yang terintegrasi dengan keterampilan non-akademik tersebut dapat dirancang sedemikian rupa sehingga tidak hanya mengajarkan konsep-konsep teoritis, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan tersebut secara langsung melalui diskusi, simulasi, dan latihan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang berorientasi pada tindakan atau action-oriented learning, di mana mahasiswa diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan mengalami langsung praktik dari keterampilan yang sedang dipelajari.

    Selain itu, penggunaan evaluasi dan pengukuran yang tepat juga sangat penting dalam mengintegrasikan keterampilan non-akademik ke dalam kurikulum akademik. Dalam hal ini, kurikulum dapat dirancang sedemikian rupa sehingga keterampilan non-akademik yang sedang dipelajari dapat dievaluasi dan diukur secara terukur. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tugas yang memerlukan penerapan keterampilan non-akademik, atau dengan memberikan tes yang terkait dengan keterampilan tersebut.

    Dengan demikian, pengintegrasian keterampilan non-akademik ke dalam kurikulum akademik dapat memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa, baik dalam hal pengembangan keterampilan non-akademik maupun dalam mempersiapkan diri untuk karir di masa depan. Hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya keterampilan non-akademik dan mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan tersebut secara lebih aktif dan terukur.

  4. Menyediakan dukungan dan sumber daya untuk pengembangan keterampilan non-akademik, seperti laboratorium kreativitas, perpustakaan yang lengkap, dan pengembangan wirausaha. Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan non-akademik, perguruan tinggi juga harus menyediakan dukungan dan sumber daya yang memadai. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah dengan membangun laboratorium kreativitas, fasilitas olahraga, dan ruang diskusi yang memadai untuk mendukung pengembangan keterampilan non-akademik.

    Perpustakaan juga dapat menjadi sumber daya penting untuk pengembangan keterampilan non-akademik. Perguruan tinggi harus menyediakan perpustakaan yang lengkap dengan koleksi buku-buku terbaru dan materi yang relevan untuk pengembangan keterampilan non-akademik.

    Selain itu, perguruan tinggi dapat mendukung pengembangan keterampilan non-akademik melalui pengembangan wirausaha. Perguruan tinggi dapat menyediakan fasilitas dan program pelatihan kewirausahaan, seperti inkubator bisnis dan akselerator startup. Dengan adanya program-program tersebut, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif.

    Dengan menyediakan dukungan dan sumber daya untuk pengembangan keterampilan non-akademik, perguruan tinggi dapat membantu mahasiswa mengembangkan diri secara holistik dan menjadi lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks.




Untuk itu, diperlukan upaya dan langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya pengembangan kualitas keahlian non-akademik. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Meningkatkan Pendidikan Karakter di Lingkungan Kampus

Pendidikan karakter dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya pengembangan kualitas keahlian non-akademik. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran karakter di dalam dan luar kelas, serta melalui pengembangan lingkungan kampus yang kondusif untuk pengembangan karakter.

  1. Menyediakan Berbagai Kegiatan Pengembangan Non-Akademik

Lingkungan kampus dapat menyediakan berbagai kegiatan pengembangan non-akademik yang menarik dan sesuai dengan minat mahasiswa. Kegiatan tersebut dapat berupa seminar, workshop, dan pelatihan yang membahas tentang pengembangan keahlian non-akademik seperti kepemimpinan, kewirausahaan, dan keterampilan komunikasi.

  1. Melakukan Kolaborasi dengan Institusi dan Industri Terkait

Kolaborasi dengan institusi dan industri terkait juga dapat menjadi langkah yang efektif dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa mengenai pentingnya pengembangan kualitas keahlian non-akademik. Institusi dan industri tersebut dapat memberikan pemahaman mengenai kebutuhan pasar kerja dan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri.

  1. Memberikan Reward bagi Mahasiswa yang Berprestasi di Bidang Non-Akademik

Memberikan reward kepada mahasiswa yang berprestasi di bidang non-akademik juga dapat menjadi cara untuk mendorong pengembangan kualitas keahlian non-akademik di kalangan mahasiswa. Reward tersebut dapat berupa beasiswa, sertifikat penghargaan, atau kesempatan untuk mengikuti program studi di luar negeri.

Dalam kesimpulannya, kesadaran tentang pentingnya pengembangan kualitas keahlian non-akademik perlu ditingkatkan di kalangan mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai upaya dan langkah konkret seperti peningkatan pendidikan karakter, penyediaan berbagai kegiatan pengembangan non-akademik, kolaborasi dengan institusi dan industri terkait, serta memberikan reward bagi mahasiswa yang berprestasi di bidang non-akademik. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa dapat memiliki keahlian non-akademik yang cukup untuk bersaing di dunia kerja dan meningkatkan kualitas hidup mereka di masa depan.



https://www.gorbysaputra.com/2023/02/rendahnya-kesadaran-meningkatkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]