Misbahuz Zholam Pers Marhalah

UKM Jurnalistik STIT Al - Marhalah Al - 'Ulya

Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

Hari Kamis 15 Desember 2022 

Pagi hari yang cerah ini tim editor LPM mendapatkan kiriman karya tulis dari salah satu Mahasiswi PAI semester 7 Non Reguller yang tidak ingin di sebutkan namanya, namun karya tulis ini adalah part I dari sekian banyak yang ia torehkan kedalam bentuk tulisan, tak panjang Kalam sebagai pembuka dibawah ini kami persembahkan 

  "Kala itu, di koridor kelas tepatnya di depan kelas, bunga mulai tumbuh perlahan mekar. Entahlah, aku baru mengenalnya beberapa hari. Matahari terlihat malu, ia tak mau nampak. Padahal pagi ini bunga memerlukan energi darinya. ia tetap berusaha mekar walau hanya air dari seseorang makhluk Tuhan yang membantunya untuk bertahan hidup.

 Bunga berusaha memperlihatkan keindahannya saat bermekaran, seraya menggoda matahari agar datang dan memberinya energi dari cahayanya. Namun, matahari tetap tak kunjung nampak. Entah ia malu atau sengaja tak mau memberinya energi. Bunga pun mulai mekar, harumnya mulai tercium di sepanjang koridor. Matahari perlahan memberikan cahaya agar bunga tetap mekar. Hari berganti, matahari hanya memberi sedikit cahayanya kepada bunga. Perlahan, matahari bersembunyi kepada awan. Bunga seketika mati, layu dan terbang bersama angin. Tak lama, langit menumpahkan air matanya ke bumi. Bersedih karna bunga telah tiada. Dia tidak tumbuh lagi semenjak itu. Matahari mulai muncul kembali. Cahayanya terbagi kepada seluruh makhluk bumi. Namun, tidak pada bunga. Ia telah mati dan terbang bersama angin. Saat itu, matahari baru mengetahui ketiadaannya. Ia kembali bersembunyi kepada awan. Meminta tolong awan untuk membuat langit bersedih. Namun, awan menolak. Langit hanya mendung tanpa menumpahkan air matanya. matahari seperti menyesal. Ia tidak bisa melihat bunga bermekaran lagi.

   Detik berlabuh ke menit , Menit bermuara kearah jam ,jam berpergian ke arah hari, hari berganti hari sehingga pada suatu saat ada bunga baru yang  tumbuh dan harum wanginya tercium ke seluruh kampus ini. Memang tak seindah bunga yang dulu. 

   Hari ini matahari begitu cerah, langit biru menari bersama awan putih dan burung-burung pun ikut bernyanyi. It’s a good day, sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku lihat bunga itu. Sayangnya, bunga itu masih proses pertumbuhan. Yaa ... waktunya memang lama, namun matahari tetap bahagia melihatnya. Matahari selalu memberikan energi cahayanya di pagi hari. Namun, mengapa hujan terkadang turun bersamaan dengan matahari. Mungkinkah matahari ragu dengan bunga baru itu? Entahlah.

 Seiring berjalannya waktu, melihat proses pertumbuhan bunga tersebut di sekolah. Ia semakin mekar, harum wanginya mengisi ke penghuni kampus ini. Matahari hanya bisa melihat dari jauh. Namun,mengapa keadaan ini terasa berbeda. Virus jahat merajalela. Matahari tetap memantau dari kejauhan, tak ada hujan datang bulan ini. Sakit, namun pancaran sinar matahari masih terjaga sampai saat ini.

  Bulan telah berganti, kini bunga mulai mekar dengan baik. Namun, tidak bagi matahari. Sinar panasnya melebihi batas. Mungkinkah matahari marah? Bunga tetap mekar di sekolah ini. Semakin terlihat membaik, padahal hujan belum turun sampai bulan ini. Matahari tetap bahagia melihat bunga, walaupun sampai saat ini langit belum memberinya hujan, dia bisa tumbuh mekar dan subur. Mungkin ada yang merawatnya.

   Sebenarnya, dari awal aku tahu, ada seseorang yang lebih baik dariku. Ia begitu ulet dan telaten merawat bunga kelas ini. Harumnya mulai berkurang, mungkin ia sudah bagi seluruh harumnya untuk gadis itu. Ya, dia yang telah merawat bunga itu hingga kini. Hingga pertumbuhannya semakin baik. Setidaknya matahari pernah membantu proses mekarnya, walaupun tidak banyak.

  Seketika hujan deras turun, matahari sangat bersedih. Namun, tak lama kemudian datang pelangi yang menghiburnya. Dan matahari pun kini bahagia kembali.

Mungkin ...

Suatu hari nanti, akan ada bunga yang mekar dan harumnya dibagi hanya untukku. Dan aku akan menemukannya di waktu dan tempat yang tepat sesuai Kehendak-Nya."

Matahari yang mengagumi bunga.

Untuk part selanjutnya menyusul ya.... dan segera rilis di Blog LPM ini , Stay tune.....


Nama pena :Flow 

Tim editor : Datto Jainun Abdi & Salbiyah Nurrohamah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]