Marhalah 14 Desember 2022. Pada rubrik kali ini kami Kembali mengangkat rubrik dari sosok yang sudah tentu Mahasiswa/I STIT Al Marhalah Al Ulya kenal karena secara Jabatan yang di emban adalah sebagai Ketua Program Pendidikan Agama Islam,bahkan sosok satu ini juga merupakan alumni kampus kebanggan kita yah beliau adalah Bapak Ustadz Dr, Ahmad Zamakhsari, MA,Pd.
Pada
kesempatan kali ini Kami LPM MPM masih berkolaborasi dengan Kammalah yaitu
Kakak Datto jainun abdi & afifah mukhlis dalam mengolah hasil liputan
wawancara beberapa dosen saat acara wisuda sabtu 10 Desember 2022 di Hotel Haris
Summarecon Kota Bekasi,ada beberapa pertanyaan yang kami ajukan diantaranya sebagai
berikut;
Sebagai
Seorang Prodi dan juga sudah sering mengikuti acara wisuda maka Pertama saya
bertanya tanggapan Pak Ustadz mengenai tempat dilaksanakanya acara wisuda STIT
Al marhalah Al 'Ulya dari tahun ke tahun adakah peningkatan atau penurunan?
“yang
pertama menurut pendapat saya dari segi persiapan acara wisuda tahun ini lebih
bagus dari tahun sebelumnya, tapi memang sedikit troble karena malem hari
sebelum terlaksananya acara wisuda tahun ini ada sebuah kegiatan yang
terlaksana sampai jam 1 sehingga background dan benner acara wisuda baru
terpasang beberapa waktu setelah kegiatan wisuda tersebut”. Jawaban dari Ketua
Prodi P.A.I yang kita kenal akrab disapa bang jame.
Kita Lanjut kepada pertanyaan kedua ya Pak Ustadz saya
bertanya mengenai judul skripsi yang sudah di tampilkan dilayar sangat panjang,
bagaimana menurut pendapat bapak mengenai perihal tersebut? Apakah ini ada
peningkatan atau penurunan bahkan mungkin imbang?
“saya berpendapat mengenai hal ini bahwa plus
minus, lanjut mengomentari mengenai judul dari prodi Piaud yang sangat panjang
dan beliau mengatakan judul tersebut dapat di sederhanakan menjadi minimal
terdapat 2 variable serta untuk prodi Pai bahwa pada waktu sidang pengujian
beliau mengusahakan kepada judul mahasiswa yang sangat panjang tersebut di
sederhanakan menjadi 2 variable bahkan kalau memang hanya ada 1 variable, jika
ada kajian teori saja dipersilahkan”. Suatu jawaban yang bila dicermati banyak
pelajaran untuk kita nantinya yang akan menyusul alias juga Menyusun skripsi,semoga
kitab bisa menangkap pesan dari Pak Ustadz yang pernah mengangkat judul skripsi “Konsep Pendidikan Islam dalam Surat
al-‘Alaq Ayat 1-5 (Studi Tafsir al-Misbāh)”.
Selanjutnya
saya bertanya mengenai Pembicara yang mengisi di acara wisudawan dari guru
besar UNJ mengenai abad 21 dan dari KEMENAG kota bekasi mengenai tentang jangan
kalah dengan Robot ini sebenarnya mengenai paradigma PAI, Apakah ada impact
bahwa lulusan PAI harus menjadi guru atau memang ada asah life skill baru yang
menjadi peluang lain?
“memang
tujuan PAI yang sering dijelaskan di dalam kelas yaitu lulusan-lulusan PAI
mereka diorientasikan menjadi Guru PAI bukan hanya materi tetapi skill
pengajaran nya yang di asah semaksimal mungkin yang tentunya mereka akan
mengajar muatan-muatan PAI seperti Alqu’an Hadist, Aqidah Aklak, Fiqh , SKI dan
yang lain. Disamping ini, Alhadulillah sudah ada yang mengajar di beberapa
sekolah sehingga mereka hanya tinggal mengasah dan menajamkan kembali skill
mereka dalam bidang PAI apa yang sudah diajarkan di STIT Al Marhalah Al ‘Ulya
untuk diterapkan di tempat mereka mengajar. Kemudian yang kedua tentang
backround kampus kita itu pesantren jadi bagus juga, apa yang sudah di jelaskan
dari bagian kemenag hanya saja beliau berfokus kepada Pendidikan secara reel
tidak menyentuh kepada esensi Ke-PAI an, daripada itu bagus sekali beliau
memberi uplose ini bermanfaat untuk mahasiswa yang backroundnya pesantren
dituntut berfikir maju jangan hanya berfokus kepada Agama saja, tetapi harus
melek kepada kemajuan zaman yang semakin berkembang apalagi kita ada di 5.0
yang saingannya bukan hanya manusia, tetapi Robotik”. Tandas Pak Ustadz menjawab
dengan penjelasan yang penuh motivasi untuk para wisudawan/wati juga untuk kita
semua,karena memang patut dicontoh bagi kita semua bahwasanya Pak Ustadz Jame
belum sampai usia 40 tahun sudah mampu meraih gelar Doktoral.
Yang
terakhir saya menanyakan apakah ada pesan untuk wisudawan untuk kedepannya dan
mahasiswa/I semester 7 yang akan wisuda serta semester 5, dan 3 dengan
judul-judul skripsi yang panjang serta untuk meminimalisir jadwal sidang yang
banyak agar tidak terjadi di tahun yang akan datang?
“Yang pertama untuk para wisudawan dan wisudawati jangan puas terhadap gelar
yang ada sekarang, lanjutkan lagi ke jenjang yang lebih tinggi kalaupun tidak
memungkinkan setidaknya ada (S.Pdgr) yang mungkin suatu kebijakan dari kementrian
pendidikan yang dimana guru itu menjadi guru propesi sehingga ber-impact kepada
ekonomi serta menangkis pendapat bahwa gaji guru itu minim, yang alhamdulilah
sekarang ada beberapa tunjangan untuk menyamaratakan bahwa guru adalah agen
pencetak siswa/i perubahan. Yang kedua beliau berpesan kepada semester tujuh
sebagai ketua Prodi PAI berharap bahwa jangan seperti odol yang di pencet baru
keluar, bahwa kalian harus punya rencana dan planning bahwa semester 8 besok
sudah siap dengan skripsian, saya akui bahwa mahasiswa/i STIT Al Marhalah Al
'Ulya mempunyai kemampuan yang besar, hanya saja terhalang dengan sifat malas
dan memang ada beberapa yang sudah kerja sehingga beralih focus dan tidak proporsionalisme,
sehingga menjadi kendala dalam sidang akhir yang terabaikan dan padahal jika
memang mereka sudah lulus pekerjaan lah yang menanti mereka”. Semoga dari jawaban
dari Pak Ustadz Jame bisa menjadi refleksi serta renungan dan menjadi pemicu
semangat kita semua.
Reporter
Datto jainun abdi & afifah mukhlis,Widya Nadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar