Apa yang Dimaksud Menulis ?
Menulis adalah keterampilan bahasa yang bersifat
aktif, produktif, dan ekspresif yang memerlukan sejumlah aspek kognitif diantaranya
berpikir kritis dan melibatkan emosi. Bersifat aktif dan produktif karena menulis sebagai kegiatan aktif yang melahirkan
lambang-lambang grafis suatu bahasa yang terstruktur dan bermakna, sehingga
akhirnya membentuk suatu
produk. Sifat ekspresif dikarenakan tulisan tersebut menjadi medium ekspresi ide atau
gagasan yang dikomunikasikan kepada orang lain.
Menulis merupakan keterampilan mekanistik, yang berarti
tidak dapat dikuasai melalui teori saja namun disertai
latihan kontinu. Keterampilan ini bahkan dapat dilatih sejak dini. Latihan
akan membuat penulis terus berkembang, baik dalam kemampuan memperoleh
dan mengolah informasi yang ingin
dituliskan maupun kemampuan menuangkan gagasan melalui pengetahuan bahasa. Informasi yang diterima secara
acak harus terlebih dahulu dipadukan dalam kesatuan, dengan begitu ide tulisan dapat tergambarkan dan diterjemahkan
menjadi kata, kalimat, paragraf, hingga akhirnya
menjadi sebuah karya. Informasi yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyulitkan pembaca untuk memahaminya, akibatnya gagasan tidak
tersampaikan dengan baik.
Dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah atau kampus, setiap mata pelajaran atau mata kuliah tidak lepas dari kegiatan menulis.
Menulis dapat di definisikan sebagai
suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis paling tidak ada empat unsur yang terlibat, yaitu
: penulis sebagai
penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa
tulisan, dan pembaca sebagai penerima.
Menulis sebenarnya bukan sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan,
resensi, karya sastra, buku, komik,
dan cerita adalah contoh bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan tersebut
menyajikan secara runtut dan menarik,
ide, gagasan, dan perasaan
penulisnya.
Sayangnya, akitivitas menulis atau kadang-kadang orang menyebutnya
mengarang, tidak banyak diantara kita
yang menyukainya. Menurut para pakar, seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa
tidak berbakat menulis,
dan merasa tidak
tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat, serta pengalaman
pembelajaran yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Sebenarnya, ada beberapa
manfaat yang dapat dipetik dari menulis, yaitu :
1. Meningkatkan kecerdasan;
2.
Mengembangkan daya inisiatif
dan kreativitas;
3.
Menumbuhkan keberanian; dan
4. Mendorong kemauan
dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Perkembangan Budaya Menulis
Budaya menulis sudah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Sebuah naskah tertulis yang disebut papirus_lembaran terbuat dari
sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang Sungai nil_dibuat tahun 2500 SM.
Media ini digunakan hingga tahun 700-an Masehi.
Media tulis juga ditemukan
di Cina dan Eropa. Sebuah buku bahwa manusia telah
mengenal budaya tulis dan koleksi-koleksinya sejak lama, yaitu dengan ditemukannya perpustakaan kuno pada bangsa Sumeria dan Babilonia, berupa
gambar (pictograph) yang diduga biasa dikunjungi pada bangsawan.
Di zaman Yunani kuno ditemukan
museum, yang salah satu bagiannya
adalah perpustakaan yang
menyediakan teks-teks dan manuskrip dari segala bahasa. Di jazirah arab, di masa kekhalifahan Al-Makmun, telah
mendirikan Bait Al-Hikmah (Rumah Kebajikan), yaitu lembaga yang menggabungkan antara perpustakaan, biro terjemah,
dan akademi. Selanjutnya, dunia tulis
menulis mendapat perkembangan yang berarti setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes
Guttenberg.
Pentingnya Menulis bagi Mahasiswa
Tak ada Tulisan
Tak ada Kritik Sosial
Menulis skripsi merupakan perspektif utama seorang mahasiswa khususnya
S1 yang ingin cepat lulus dan menjadi sarjana.
Berbagai penelitian dilakukan
untuk melengkapi kajian dalam skripsinya. Hasil-hasil penelitian akan
lebih akurat dengan membubuhi beragam landasan teori yang digali dari berbagai kajian pustaka. Namun semua data yang
berhasil diperoleh tidak akan berkualitas
tinggi tanpa struktur penulisan yang baik dan benar. Dari sinilah kemampuan
menulis berperan penting bagi mahasiswa.
Pentingnya
menulis dari kalangan mahasiswa bukan hanya diperuntukkan dalam proses penggarapan skripsi. Menulis juga menjadi
hal yang harus ditelateni dalam pembuatan makalah, jurnal penelitian, laporan penelitian, proposal kegiatan dan
penelitian, dan lain-lain. Hasil karya tulis seorang
mahasiswa merupakan wujud dari kreativitas dan pengetahuan mereka,
yaitu bagaimana mereka
menyajikan tulisan mereka
dalam bentuk makalah,
skripsi, proposal penelitian, dan lain sebagainya.
Karya
tulis telah menempati kedudukan yang fenomenal terutama bagi kalangan pelajar. Sebagian besar di antara mereka
beranggapan menulis tidak hanya sebatas membuat skripsi, makalah, jurnal penelitian, dan tugas-tugas kuliah lainnya.
Apabila menulis hanya dilakukan saat ada
tugas kuliah, maka dimungkinkan adanya kesulitan bahkan kesalahan pada saat
pembuatan tugas-tugas tersebut.
Karena itu perlu adanya pelatihan menulis secara teratur
bagi setiap individu
yang ingin selalu memperbaiki
sistematika karya tulis yang mereka hasilkan.
Menulis merupakan salah satu cara untuk menambah
wawasan. Dengan menulis
seseorang akan giat membaca beragam
literatur guna memperkaya istilah kata dan menambah bahan pembicaraan
dalam wujud tulisan. Khasanah lain yang bisa diperoleh dari gemar membaca yaitu meningkatkan kualitas membaca seseorang.
Semakin cepat seseorang dalam memahami suatu
bacaan maka akan semakin
cepat ia menyelesaikan proses membaca. Dan semakin cepat seseorang membaca suatu literatur, maka akan
semakin besar peluangnya untuk membaca banyak literatur dalam proses studi
pustaka.
Menulis merupakan kegiatan
yang menantang jiwa dan raga, khususnya otak. Seseorang yang
menulis akan dibebani
tanggung jawab untuk
menyelesaikan tulisannya itu agar menjadi
sebuah informasi yang utuh. Dengan menulis seseorang
bisa mengeksplorasikan segala apa yang terselubung
dalam benaknya. Termasuk mengkritisi lingkungan sosial tempat di mana ia
tinggal. Kehidupan sosial
merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri adanya,
karena tak ada satu pun orang yang mampu memenuhi
kebutuhannya dengan tangannya
sendiri. Meskipun ia seorang penguasa negara yang mempunyai
banyak harta, karena harta itu tak akan bisa berubah jadi nasi tatkala ia lapar kecuali
jika ia menukarnya pada para pedagang nasi, dan pedagang
akan selalu membutuhkan petani sebagai produsen
beras dan bahan-bahan pangan lainnya. Lebih
dari sekedar urusan
makanan, contoh lain yang representatif dari kehidupan sosial
yaitu hubungan kekerabatan antara pemerintah dan rakyatnya, apakah di antara mereka ingin saling melengkapi dalam segala hal atau sebaliknya
hanya ingin memperoleh
keuntungan untuk dirinya sendiri. Kehidupan
sosial
merupakan wahana unik yang patut untuk dikritisi. Dari sinilah peran menulis sangat diperhitungkan.
Dalam
kawasan perkuliahan, bagi segenap mahasiswa menulis merupakan salah satu wahana untuk menyampaikan aspirasi baik mengenai
lingkungan kampus ataupun
perihal pemerintahan di
negaranya. Kebanyakan tulisan mereka dimuat di berbagai media cetak seperti koran, majalah, dan buletin dalam kolom
opini, artikel, dan lain-lain. Menulis tentang kondisi sosial yang mengitari skema kehidupan dapat disajikan dalam bentuk cerita
yang konon akan lebih menarik bagi para penggemar novel,
cerpen, dan lain-lain. Dengan kegiatan ini, kemungkinan besar para mahasiswa
menjadi lebih peduli
pada kondisi negaranya
sebagai wujud rasa cinta pada tanah
air.
Mengkritisi kondisi
sosial dalam bentuk tulisan seharusnya dijadikan sebagai trend, khususnya bagi golongan mahasiswa
dan kaum intelektual lainnya. Kritik sosial
yang diwujudkan berupa tulisan dirasa akan lebih ramah
ketertiban dari pada demonstarsi. Dan akan lebih tepat sasaran karena
diungkapkan dalam bentuk bahasa
kejujuran, sebagai luapan uneg-uneg dari sanubari.
Di era perjuangan untuk kemerdekaan, bangsa Indonesia bersatu bagaikan
kumpulan sapu lidi yang sukar
dipatahkan. Saat itu, kaum muda berperan penting memperjuangkan bangsa dan negaranya. Ir. Soekarno sebagai
proklamator negara Indonesia
sekaligus presiden pertama
Indonesia berjuang sepenuh
hati bersama para pemuda dan rakyat Indonesia
demi meraih kemerdekaan (kebebasan dari kesengsaraan dan penjajahan). Karena peran pemuda
sangat penting berpengaruh, maka sejak 28 Oktober 1928
dibentuk beberapa sumpah (janji) yang terangkum dalam “sumpah pemuda”. Sebagian besar bahkan seluruh bangsa
Indonesia mengetahui sejarah tersebut. Itulah
bakti sosial terhadap
bangsa dan negara
yang diwujudkan oleh para pemuda
di era kemerdekaan. Namun saat ini sudah tidak ada perang berdarah,
kepedulian para pemuda dapat diwujudkan
dengan berbagai kreasi untuk mengkritisi berbagai kondisi sosial yang terjadi
dalam negara.
Mahasiswa merupakan sekelompok golongan intelelektual yang mempunyai nilai dan sifat
orisinil. Nilai dan sifat orisinil merupakan gagasan-gagasan yang muncul
atas dasar pengalaman dan pengetahuannya. Mahasiswa mempunyai banyak
cara untuk menyampaikan gagasannya antara lain dengan demonstrasi, dialog, ataupun menulis
di berbagai media seperti koran, majalah,
website, dan lain-lain. Namun di antara cara-cara tersebut, tulisan di media akan lebih representatif terhadap
para pembacanya.
Tulisan mahasiswa terhadap kondisi
sosial masyarakat akan lebih mengena
isinya oleh para
pembacanya dari pada karya-karya lain yang bersifat
mengkritisi keadaan sosial.
Mungkin karena ketepatan gaya bahasa yang digunakan dapat membuat para pembacanya seolah
turut turun tangan
dalam peristiwa yang diceritakan.
Menulis tentang
kondisi sosial tidak hanya berguna
sebagai wujud cinta
pada tanah air dan bangsa, tapi juga akan menumbuhkan
semangat seseorang untuk terus berkarya dalam berbagai hal. Soe Hok Gie adalah
seorang mahasiswa yang kali pertama
mengkritik tajam rezim orde baru, dia
juga seorang pelopor gerakan mahasiswa tahun 1996, seorang pendiri mapala UI,
sewaktu menjadi mahasiswa dia adalah
seorang penulis opini di harian nasional kompas. Contoh lain, Ahmad Fuadi. Dia adalah seorang yang
peduli terhadap negaranya, dia menulis “Trilogi Negeri Lima Menara”. Semasa kuliah dia juga seorang penulis di
koran lokal.
Mengkritisi kondisi sosial
dapat dilakukan dengan
berbagai cara, namun menulis di media akan dapat mewakili semuanya. Karena di dalamnya
tersirat berbagai nilai-nilai sosial yang disuguhkan
dengan beragam ungkapan kata. Dari sekarang tumbuhkanlah dan kembangkanlah rasa cinta pada tanah air dengan
menuangkannya dalam bentuk tulisan yang
menarik.
Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis Mahasiswa
Mahasiswa tak bisa lepas dari tugas menulis. Oleh karena itu, mau tidak
mau seorang mahasiswa wajib
mempunyai kemampuan menulis untuk mengerjakan tugas makalah, laporan, esai, dan
lain sebagainya.
Bagi
kamu yang masih merasa kesulitan menulis, berikut ini beberapa tips yang bisa meningkatkan kemampuanmu.
1.
Kembangkan Imajinasi
Menulis membutuhkan imajinasi. Kadang-kadang mahasiswa mentok saat
merangkai kata-kata. Oleh karena itu,
coba kembangkan imajinasimu. Pikirkan hal-hal yang menarik supaya bisa mendapat
inspirasi untuk menulis.
2.
Membuat Kerangka Tulisan
Untuk memudahkan dalam menulis, buatlah kerangka tulisan. Kerangka ini
akan memandumu untuk membuat
tulisan secara utuh. Kerangka tulisan
secara umum biasanya
terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup.
3.
Lakukan Praktik
Kemampuan menulis tidak akan ada kemajuan tanpa adanya latihan. Oleh
karena itu, berlatihlah menulis. Kamu
bisa mulai berlatih dengan menuliskan hal-hal yang ringan di blog pribadi atau media lainnya.
4.
Minta Bantuan Orang untuk
Membaca Tulisanmu
Guna mengetahui kualitas
tulisan, mintalah bantuan
kepada teman yang sudah ahli untuk mengoreksi. Dengan cara ini, kamu akan mendapat masukan-masukan untuk memperbaiki tulisan
supaya lebih bagus.
5.
Jangan Takut Salah
Dalam belajar, tak perlu
takut salah. Saat tulisanmu dinilai
tidak bagus atau menarik, jangan
mudah menyerah. Justru
dengan adanya kritik
kamu bisa lebih termotivasi untuk belajar lebih keras.
Alasan
Orang Menulis
Mengapa seorang penulis mau menghabiskan waktunya berjam-jam untuk
menulis? Seorang penulis yang hebat
mengetahui bahwa dirinya tidak sedang menghabiskan waktu, melainkan meluangkan waktu untuk menuangkan
buah pikirannya.
Ada berbagai
alasan seseorang ingin menulis, diantaranya personal, profesional, dan sosial masyarakat. Alasan personal muncul dalam
pribadi, diantaranya untuk membuat tulisan sebagai ekspresi diri, seperti
menulis makalah, karya tulis ilmiah,
jurnal, atau artikel.
Dikatakan profesional karena
menulis untuk memenuhi kebutuhan suatu pekerjaan, misalnya menulis surat dinas atau laporan. Sedangkan alasan
sosial masyarakat karena menulis untuk berkomunikasi, seperti halnya surat, dokumen perjanjian, atau pesan singkat.
Beberapa orang senang menulis karena merasakan
manfaatnya, diantaranya sebagai
terapi kesehatan, menjemput
rezeki, menunjang karier,
mewariskan ilmu, kepada anak dan cucu, dan mengasah kreativitas maupun kemampuan
organisasional informasi dalam otak.
Menulis dipilih sebagai terapi kesehatan karena dapat melepaskan emosi
yang terpendam seperti halnya ketegangan,
kesedihan, atau bahkan membagi perasaan bahagia. Tulisan tentang pencapaian dan pembelajaran dapat membuat penulis
memahami diri, baik kekurangan dan potensi kelebihan. Perasaan dan pengalaman yang
dituliskan tersebut kemudian dapat membantu penulis merasionalisasikan emosi ketika sedang dirundung perasaan jenuh dan stres. Menyembuhkan stres dapat
meningkatkan imunitas tubuh—Selain itu, kata-kata Anda adalah kata-kata yang
paling berpengaruh terhadap diri Anda sendiri,
termasuk kepada kesehatan Anda.
Menulis dapat menunjang karier,
karena dengan menulis
seseorang bisa melakukan
pelarian di tengah
rasa jenuh rutinitas atau justru menjadi
poin penilaian kenaikan
jabatan. Menulis pada dasarnya menjadi
syarat dalam peningkatan literasi, yaitu kemampuan
individu dalam keterampilan dasar yang digunakan
untuk memecahkan masalah
di kehidupan sehari-hari. Keterampilan pemecahan masalah
tersebut menjadi nilai tambah dalam karier
seseorang.
Menulis merupakan warisan
ilmu, karena melalui
catatan tersebut orang lain dapat mengembangkan
ilmunya. Seseorang dapat diibaratkan sebagai tanah yang dibagi ke dalam tiga jenis berdasarkan caranya menanggapi air.
Tiga jenis itu adalah tanah yang membiarkan air melewatinya, menampungnya, atau menyerapnya. Tanah yang mampu
menyerap air merupakan gambaran seseorang
yang mau menyerap
ilmu dan menyampaikannya pada individu-individu lain yang
membutuhkan ilmu.
Terakhir, menulis akan membuat sang penulis terbiasa berpikir kreatif
dan memecahkan suatu permasalahan.
Menulis secara tidak langsung membuat seseorang berpikir tentang konflik dan penyelesaian yang terjadi di sekitarnya. Sebagai
contoh sederhana, konflik
atau permasalahan yang terjadi adalah kebutuhan akan rak buku tidak terpenuhi, seseorang yang kreatif
akan membuat solusi dari
bahan yang tersedia seperti rak buku dari kotak buah. Penulis juga akan melatih organisasi informasi dalam
pikirannya, dengan cara meletakkan identifikasi masalah, pengetahuan awal,
serta pengetahuan baru dalam proses
berpikir.
Setiap orang memiliki sesuatu
yang ingin diutarakan atau dibagikan, baik kisah, pandangan, dan wawasan dalam diskusi
secara langsung ataupun dalam suatu media secara tidak langsung. Oleh karena
itu, setiap orang
memiliki potensi untuk
menulis dan tulisan
tersebut dapat menjadi
modal setiap orang untuk meninggalkan manfaat. Seperti manfaat
yang diperoleh pembaca ketika tercerahkan oleh ketajaman
analisis yang dipaparkan dalam tulisan, dapat belajar merasakan apa yang orang lain mungkin rasakan, dan
terinspirasi oleh kisah kehidupan. Alasan yang kuat menjadi dasar bagi penulis untuk menyelesaikan
karyanya.
Berikut adalah daftar
pustaka yang digunakan dalam penulisan
karya tulis ini :
1.
Latief, Rahmiwati Marsinun dkk. (2021). Cara Mudah
Menulis. Kendari : Rejeki
Baru.
2. Wurinanda, Iradhatie. (2015). Cara Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa. Diakses pada 05
November 2015, dari https://edukasi.okezone.com/read/2015/11/04/65/1243680/cara- meningkatkan-kemampuan-menulis-mahasiswa
3.
Alfiyah, Nur. (2015). Pentingnya Menulis
bagi Mahasiswa. Diakses pada 24 juni 2015, dari https://www.kompasiana.com/www.nuralfiyah.com/5517f964a33311af07b6621e/pentingnya- menulis-bagi-mahasiswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar