Misbahuz Zholam Pers Marhalah

UKM Jurnalistik STIT Al - Marhalah Al - 'Ulya

Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

 

Apa yang Dimaksud Menulis ?

Menulis adalah keterampilan bahasa yang bersifat aktif, produktif, dan ekspresif yang memerlukan sejumlah aspek kognitif diantaranya berpikir kritis dan melibatkan emosi. Bersifat aktif dan produktif karena menulis sebagai kegiatan aktif yang melahirkan lambang-lambang grafis suatu bahasa yang terstruktur dan bermakna, sehingga akhirnya membentuk suatu produk. Sifat ekspresif dikarenakan tulisan tersebut menjadi medium ekspresi ide atau gagasan yang dikomunikasikan kepada orang lain.

Menulis merupakan keterampilan mekanistik, yang berarti tidak dapat dikuasai melalui teori saja namun disertai latihan kontinu. Keterampilan ini bahkan dapat dilatih sejak dini. Latihan akan membuat penulis terus berkembang, baik dalam kemampuan memperoleh dan mengolah informasi yang ingin dituliskan maupun kemampuan menuangkan gagasan melalui pengetahuan bahasa. Informasi yang diterima secara acak harus terlebih dahulu dipadukan dalam kesatuan, dengan begitu ide tulisan dapat tergambarkan dan diterjemahkan menjadi kata, kalimat, paragraf, hingga akhirnya menjadi sebuah karya. Informasi yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyulitkan pembaca untuk memahaminya, akibatnya gagasan tidak tersampaikan dengan baik.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah atau kampus, setiap mata pelajaran atau mata kuliah tidak lepas dari kegiatan menulis. Menulis dapat di definisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis paling tidak ada empat unsur yang terlibat, yaitu : penulis sebagai


penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima. Menulis sebenarnya bukan sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik, dan cerita adalah contoh bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan tersebut menyajikan secara runtut dan menarik, ide, gagasan, dan perasaan penulisnya.

Sayangnya, akitivitas menulis atau kadang-kadang orang menyebutnya mengarang, tidak banyak diantara kita yang menyukainya. Menurut para pakar, seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat, serta pengalaman pembelajaran yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Sebenarnya, ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari menulis, yaitu :

1.      Meningkatkan kecerdasan;

2.      Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas;

3.      Menumbuhkan keberanian; dan

4.      Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Perkembangan Budaya Menulis


Budaya menulis sudah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Sebuah naskah tertulis yang disebut papirus_lembaran terbuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang Sungai nil_dibuat tahun 2500 SM. Media ini digunakan hingga tahun 700-an Masehi.


Media tulis juga ditemukan di Cina dan Eropa. Sebuah buku bahwa manusia telah mengenal budaya tulis dan koleksi-koleksinya sejak lama, yaitu dengan ditemukannya perpustakaan kuno pada bangsa Sumeria dan Babilonia, berupa gambar (pictograph) yang diduga biasa dikunjungi pada bangsawan.

Di zaman Yunani kuno ditemukan museum, yang salah satu bagiannya adalah perpustakaan yang menyediakan teks-teks dan manuskrip dari segala bahasa. Di jazirah arab, di masa kekhalifahan Al-Makmun, telah mendirikan Bait Al-Hikmah (Rumah Kebajikan), yaitu lembaga yang menggabungkan antara perpustakaan, biro terjemah, dan akademi. Selanjutnya, dunia tulis menulis mendapat perkembangan yang berarti setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Guttenberg.

Pentingnya Menulis bagi Mahasiswa


Tak ada Tulisan Tak ada Kritik Sosial

Menulis skripsi merupakan perspektif utama seorang mahasiswa khususnya S1 yang ingin cepat lulus dan menjadi sarjana. Berbagai penelitian dilakukan untuk melengkapi kajian dalam skripsinya. Hasil-hasil penelitian akan lebih akurat dengan membubuhi beragam landasan teori yang digali dari berbagai kajian pustaka. Namun semua data yang berhasil diperoleh tidak akan berkualitas tinggi tanpa struktur penulisan yang baik dan benar. Dari sinilah kemampuan menulis berperan penting bagi mahasiswa.


Pentingnya menulis dari kalangan mahasiswa bukan hanya diperuntukkan dalam proses penggarapan skripsi. Menulis juga menjadi hal yang harus ditelateni dalam pembuatan makalah, jurnal penelitian, laporan penelitian, proposal kegiatan dan penelitian, dan lain-lain. Hasil karya tulis seorang mahasiswa merupakan wujud dari kreativitas dan pengetahuan mereka, yaitu bagaimana mereka menyajikan tulisan mereka dalam bentuk makalah, skripsi, proposal penelitian, dan lain sebagainya.

Karya tulis telah menempati kedudukan yang fenomenal terutama bagi kalangan pelajar. Sebagian besar di antara mereka beranggapan menulis tidak hanya sebatas membuat skripsi, makalah, jurnal penelitian, dan tugas-tugas kuliah lainnya. Apabila menulis hanya dilakukan saat ada tugas kuliah, maka dimungkinkan adanya kesulitan bahkan kesalahan pada saat pembuatan tugas-tugas tersebut. Karena itu perlu adanya pelatihan menulis secara teratur bagi setiap individu yang ingin selalu memperbaiki sistematika karya tulis yang mereka hasilkan.

Menulis merupakan salah satu cara untuk menambah wawasan. Dengan menulis seseorang akan giat membaca beragam literatur guna memperkaya istilah kata dan menambah bahan pembicaraan dalam wujud tulisan. Khasanah lain yang bisa diperoleh dari gemar membaca yaitu meningkatkan kualitas membaca seseorang. Semakin cepat seseorang dalam memahami suatu bacaan maka akan semakin cepat ia menyelesaikan proses membaca. Dan semakin cepat seseorang membaca suatu literatur, maka akan semakin besar peluangnya untuk membaca banyak literatur dalam proses studi pustaka.

Menulis merupakan kegiatan yang menantang jiwa dan raga, khususnya otak. Seseorang yang menulis akan dibebani tanggung jawab untuk menyelesaikan tulisannya itu agar menjadi sebuah informasi yang utuh. Dengan menulis seseorang bisa mengeksplorasikan segala apa yang terselubung dalam benaknya. Termasuk mengkritisi lingkungan sosial tempat di mana ia tinggal. Kehidupan sosial merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipungkiri adanya, karena tak ada satu pun orang yang mampu memenuhi kebutuhannya dengan tangannya sendiri. Meskipun ia seorang penguasa negara yang mempunyai banyak harta, karena harta itu tak akan bisa berubah jadi nasi tatkala ia lapar kecuali jika ia menukarnya pada para pedagang nasi, dan pedagang akan selalu membutuhkan petani sebagai produsen beras dan bahan-bahan pangan lainnya. Lebih dari sekedar urusan makanan, contoh lain yang representatif dari kehidupan sosial yaitu hubungan kekerabatan antara pemerintah dan rakyatnya, apakah di antara mereka ingin saling melengkapi dalam segala hal atau sebaliknya hanya ingin memperoleh keuntungan untuk dirinya sendiri. Kehidupan sosial


merupakan wahana unik yang patut untuk dikritisi. Dari sinilah peran menulis sangat diperhitungkan.

Dalam kawasan perkuliahan, bagi segenap mahasiswa menulis merupakan salah satu wahana untuk menyampaikan aspirasi baik mengenai lingkungan kampus ataupun perihal pemerintahan di negaranya. Kebanyakan tulisan mereka dimuat di berbagai media cetak seperti koran, majalah, dan buletin dalam kolom opini, artikel, dan lain-lain. Menulis tentang kondisi sosial yang mengitari skema kehidupan dapat disajikan dalam bentuk cerita yang konon akan lebih menarik bagi para penggemar novel, cerpen, dan lain-lain. Dengan kegiatan ini, kemungkinan besar para mahasiswa menjadi lebih peduli pada kondisi negaranya sebagai wujud rasa cinta pada tanah air.

Mengkritisi kondisi sosial dalam bentuk tulisan seharusnya dijadikan sebagai trend, khususnya bagi golongan mahasiswa dan kaum intelektual lainnya. Kritik sosial yang diwujudkan berupa tulisan dirasa akan lebih ramah ketertiban dari pada demonstarsi. Dan akan lebih tepat sasaran karena diungkapkan dalam bentuk bahasa kejujuran, sebagai luapan uneg-uneg dari sanubari.

Di era perjuangan untuk kemerdekaan, bangsa Indonesia bersatu bagaikan kumpulan sapu lidi yang sukar dipatahkan. Saat itu, kaum muda berperan penting memperjuangkan bangsa dan negaranya. Ir. Soekarno sebagai proklamator negara Indonesia sekaligus presiden pertama Indonesia berjuang sepenuh hati bersama para pemuda dan rakyat Indonesia demi meraih kemerdekaan (kebebasan dari kesengsaraan dan penjajahan). Karena peran pemuda sangat penting berpengaruh, maka sejak 28 Oktober 1928 dibentuk beberapa sumpah (janji) yang terangkum dalam “sumpah pemuda”. Sebagian besar bahkan seluruh bangsa Indonesia mengetahui sejarah tersebut. Itulah bakti sosial terhadap bangsa dan negara yang diwujudkan oleh para pemuda di era kemerdekaan. Namun saat ini sudah tidak ada perang berdarah, kepedulian para pemuda dapat diwujudkan dengan berbagai kreasi untuk mengkritisi berbagai kondisi sosial yang terjadi dalam negara.

Mahasiswa merupakan sekelompok golongan intelelektual yang mempunyai nilai dan sifat orisinil. Nilai dan sifat orisinil merupakan gagasan-gagasan yang muncul atas dasar pengalaman dan pengetahuannya. Mahasiswa mempunyai banyak cara untuk menyampaikan gagasannya antara lain dengan demonstrasi, dialog, ataupun menulis di berbagai media seperti koran, majalah,


website, dan lain-lain. Namun di antara cara-cara tersebut, tulisan di media akan lebih representatif terhadap para pembacanya.

Tulisan mahasiswa terhadap kondisi sosial masyarakat akan lebih mengena isinya oleh para pembacanya dari pada karya-karya lain yang bersifat mengkritisi keadaan sosial. Mungkin karena ketepatan gaya bahasa yang digunakan dapat membuat para pembacanya seolah turut turun tangan dalam peristiwa yang diceritakan.

Menulis tentang kondisi sosial tidak hanya berguna sebagai wujud cinta pada tanah air dan bangsa, tapi juga akan menumbuhkan semangat seseorang untuk terus berkarya dalam berbagai hal. Soe Hok Gie adalah seorang mahasiswa yang kali pertama mengkritik tajam rezim orde baru, dia juga seorang pelopor gerakan mahasiswa tahun 1996, seorang pendiri mapala UI, sewaktu menjadi mahasiswa dia adalah seorang penulis opini di harian nasional kompas. Contoh lain, Ahmad Fuadi. Dia adalah seorang yang peduli terhadap negaranya, dia menulis “Trilogi Negeri Lima Menara”. Semasa kuliah dia juga seorang penulis di koran lokal.

Mengkritisi kondisi sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun menulis di media akan dapat mewakili semuanya. Karena di dalamnya tersirat berbagai nilai-nilai sosial yang disuguhkan dengan beragam ungkapan kata. Dari sekarang tumbuhkanlah dan kembangkanlah rasa cinta pada tanah air dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang menarik.

Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis Mahasiswa




Mahasiswa tak bisa lepas dari tugas menulis. Oleh karena itu, mau tidak mau seorang mahasiswa wajib mempunyai kemampuan menulis untuk mengerjakan tugas makalah, laporan, esai, dan lain sebagainya.

Bagi kamu yang masih merasa kesulitan menulis, berikut ini beberapa tips yang bisa meningkatkan kemampuanmu.

1.  Kembangkan Imajinasi

Menulis membutuhkan imajinasi. Kadang-kadang mahasiswa mentok saat merangkai kata-kata. Oleh karena itu, coba kembangkan imajinasimu. Pikirkan hal-hal yang menarik supaya bisa mendapat inspirasi untuk menulis.

2.  Membuat Kerangka Tulisan

Untuk memudahkan dalam menulis, buatlah kerangka tulisan. Kerangka ini akan memandumu untuk membuat tulisan secara utuh. Kerangka tulisan secara umum biasanya terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup.

3.  Lakukan Praktik

Kemampuan menulis tidak akan ada kemajuan tanpa adanya latihan. Oleh karena itu, berlatihlah menulis. Kamu bisa mulai berlatih dengan menuliskan hal-hal yang ringan di blog pribadi atau media lainnya.

4.  Minta Bantuan Orang untuk Membaca Tulisanmu

Guna mengetahui kualitas tulisan, mintalah bantuan kepada teman yang sudah ahli untuk mengoreksi. Dengan cara ini, kamu akan mendapat masukan-masukan untuk memperbaiki tulisan supaya lebih bagus.

5.  Jangan Takut Salah

Dalam belajar, tak perlu takut salah. Saat tulisanmu dinilai tidak bagus atau menarik, jangan mudah menyerah. Justru dengan adanya kritik kamu bisa lebih termotivasi untuk belajar lebih keras.


Alasan Orang Menulis



Mengapa seorang penulis mau menghabiskan waktunya berjam-jam untuk menulis? Seorang penulis yang hebat mengetahui bahwa dirinya tidak sedang menghabiskan waktu, melainkan meluangkan waktu untuk menuangkan buah pikirannya.

Ada berbagai alasan seseorang ingin menulis, diantaranya personal, profesional, dan sosial masyarakat. Alasan personal muncul dalam pribadi, diantaranya untuk membuat tulisan sebagai ekspresi diri, seperti menulis makalah, karya tulis ilmiah, jurnal, atau artikel. Dikatakan profesional karena menulis untuk memenuhi kebutuhan suatu pekerjaan, misalnya menulis surat dinas atau laporan. Sedangkan alasan sosial masyarakat karena menulis untuk berkomunikasi, seperti halnya surat, dokumen perjanjian, atau pesan singkat. Beberapa orang senang menulis karena merasakan manfaatnya, diantaranya sebagai terapi kesehatan, menjemput rezeki, menunjang karier, mewariskan ilmu, kepada anak dan cucu, dan mengasah kreativitas maupun kemampuan organisasional informasi dalam otak.

Menulis dipilih sebagai terapi kesehatan karena dapat melepaskan emosi yang terpendam seperti halnya ketegangan, kesedihan, atau bahkan membagi perasaan bahagia. Tulisan tentang pencapaian dan pembelajaran dapat membuat penulis memahami diri, baik kekurangan dan potensi kelebihan. Perasaan dan pengalaman yang dituliskan tersebut kemudian dapat membantu penulis merasionalisasikan emosi ketika sedang dirundung perasaan jenuh dan stres. Menyembuhkan stres dapat meningkatkan imunitas tubuh—Selain itu, kata-kata Anda adalah kata-kata yang paling berpengaruh terhadap diri Anda sendiri, termasuk kepada kesehatan Anda.


Menulis dapat menunjang karier, karena dengan menulis seseorang bisa melakukan pelarian di tengah rasa jenuh rutinitas atau justru menjadi poin penilaian kenaikan jabatan. Menulis pada dasarnya menjadi syarat dalam peningkatan literasi, yaitu kemampuan individu dalam keterampilan dasar yang digunakan untuk memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. Keterampilan pemecahan masalah tersebut menjadi nilai tambah dalam karier seseorang.

Menulis merupakan warisan ilmu, karena melalui catatan tersebut orang lain dapat mengembangkan ilmunya. Seseorang dapat diibaratkan sebagai tanah yang dibagi ke dalam tiga jenis berdasarkan caranya menanggapi air. Tiga jenis itu adalah tanah yang membiarkan air melewatinya, menampungnya, atau menyerapnya. Tanah yang mampu menyerap air merupakan gambaran seseorang yang mau menyerap ilmu dan menyampaikannya pada individu-individu lain yang membutuhkan ilmu.

Terakhir, menulis akan membuat sang penulis terbiasa berpikir kreatif dan memecahkan suatu permasalahan. Menulis secara tidak langsung membuat seseorang berpikir tentang konflik dan penyelesaian yang terjadi di sekitarnya. Sebagai contoh sederhana, konflik atau permasalahan yang terjadi adalah kebutuhan akan rak buku tidak terpenuhi, seseorang yang kreatif akan membuat solusi dari bahan yang tersedia seperti rak buku dari kotak buah. Penulis juga akan melatih organisasi informasi dalam pikirannya, dengan cara meletakkan identifikasi masalah, pengetahuan awal, serta pengetahuan baru dalam proses berpikir.

Setiap orang memiliki sesuatu yang ingin diutarakan atau dibagikan, baik kisah, pandangan, dan wawasan dalam diskusi secara langsung ataupun dalam suatu media secara tidak langsung. Oleh karena itu, setiap orang memiliki potensi untuk menulis dan tulisan tersebut dapat menjadi modal setiap orang untuk meninggalkan manfaat. Seperti manfaat yang diperoleh pembaca ketika tercerahkan oleh ketajaman analisis yang dipaparkan dalam tulisan, dapat belajar merasakan apa yang orang lain mungkin rasakan, dan terinspirasi oleh kisah kehidupan. Alasan yang kuat menjadi dasar bagi penulis untuk menyelesaikan karyanya.

Berikut adalah daftar pustaka yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini :

1.      Latief, Rahmiwati Marsinun dkk. (2021). Cara Mudah Menulis. Kendari : Rejeki Baru.

2.      Wurinanda, Iradhatie. (2015). Cara Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa. Diakses pada 05 November 2015, dari https://edukasi.okezone.com/read/2015/11/04/65/1243680/cara- meningkatkan-kemampuan-menulis-mahasiswa


3.      Alfiyah, Nur. (2015). Pentingnya Menulis bagi Mahasiswa. Diakses pada 24 juni 2015, dari https://www.kompasiana.com/www.nuralfiyah.com/5517f964a33311af07b6621e/pentingnya- menulis-bagi-mahasiswa

oleh Shopyan Hadi (Ketua UKM Jurnalistik Misbahuz Zholam Pers Marhalah periode 2023-2024)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]